Wednesday 29 February 2012
To be world class university
Wednesday 18 January 2012
7 alasan mengapa kuliah di Jerman Fardhu Ain hukumnya
Sunday 18 December 2011
Table Manners
- Makan dengan mulut yang tertutup saat mengunyah makanan
- Berbicara dengan volume suara yang rendah
- Tutupi mulut saat batuk atau bersin
- Jangan menyandarkan punggung di sandaran kursi
- Jangan menimbulkan suara saat mengunyah makanan
- Jangan memainkan makanan dengan peralatan makan
- Jangan mengejek atau memberitahu seseorang bahwa dia memiliki etika makan yang buruk
- Jangan bersendekap di meja makan
- Selalu meminta ijin ke empunya acara saat akan meninggalkan meja makan
- Jangan menatap mata orang lain saat dia sedang makan
- Jangan berbicara di telepon di meja makan. Meminta ijinlah saat anda benar benar harus menjawab telepon, dan meminta maaflah saat kembali.
- Jangan menimbulkan suara saat memakan sup
- Letakkan garpu di sebelah kiri dan garpu disebelah kanan bersama-sama di arah jam 5 di atas piring dengan bagian pisau yang tajam menghadap ke dalam. Ini menandakan bahwa anda telah selesai makan.
- Lap yang disediakan di atas meja tidak boleh digunakan
- Jangan menghilangkan ingus dengan lap tangan. Lap yang disiapkan untuk anda hanya untuk membersihkan mulut bila kotor
- Jangan mengambil makanan dari piring orang lain dan jangan memintanya juga
- Telan semua makanan yang ada di mulut sebelum minum
- Jangan menggunakan tangan saat mengambil makanan yang tersisa di dalam mulut, gunakan tusuk gigi
- Usahakan untuk mencicipi semua makanan yang disediakan
- Tawarkan ke orang di sebelah anda saat anda akan menuangkan minuman ke gelas anda
- Sisakan makanan sedikit bila anda tidak ingin atau tidak sanggup menghabiskan makanan
- Tunggu ada aba-aba untuk mulai memakan makanan yang dihidangkan
- Menambahkan bumbu setelah mencicipi makanan dianggap kasar dan menghina koki
- Kecuali di restoran, jangan minta untuk menyingkirkan sisa makanan anda kecuali acara makan sudah selesai dan jangan pernah melakukan bila diundang ke acara formal.
- Jangan lupakan satu hal yang umum, jangan lupa untuk selalu mengatakan ‘tolong’ dan ‘terima kasih’ setiap kali anda meminta bantuan
Saturday 19 November 2011
Konsistensi melahirkan eksistensi
Sunday 18 September 2011
Karena pemuda adalah potensi
Friday 11 February 2011
Sagralmu wen, kelas hide??
Itulah kosakata yang dihafal oleh kawanku pada hari pertama kami terjun kelapangan melihat medan baksos. Desa Burlah memang dihuni oleh penduduk yang kebanyakan dari suku Gayo. Mereka berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Gayo, memang ada beberapa kosakata yang sama dengan bahasa Aceh, namun kebanyakannya berbeda, sehingga kami berkesempatan untuk mempelajari uniknya bahasa gayo. Akupun bersemangat untuk mengingat dan mempelajarinya, siapa tahu nanti bisa jadi orang gayo.. hehe..
Ada cerita lucu dibalik sejarah kenapa kami sangat mengingat kosakata “sagralmu wen, kelas hide”. Pada hari pertama kami baksos, kawanku bersama relawan dari divisi pendidikan melakukan survey ke sekolah dasar yang tak jauh dari rumah kost. Pada saat itulah kisah jenaka ini terjadi. Sesampainya disekolah, kawanku menyalami smua murid-murid SD yang sedang berbaris, satu persatu sambil menanyakan “Sagralmu wen, kelas Hide??...Sagralmu wen, kelas Hide??... Sagralmu wen, kelas Hide??.........”, Dengan gayanya yang mirip bung karno, ia terus menanyakannya sampai smua murid tersalami, aku tak yakin apakah ia akan mengingat smua nama murid dan kelas berapa ia berada tapi kawanku terus menanyakan pertanyaan yang sama.
Pada hari itu aku bersama relawan lainnya tertawa terbahak-bahak mendengar kisah ini dan kami saling bercanda dengan saling bertanya “Sagralmu wen, kelas Hide??....” pada malamnya sebelum tidur pun aku tertawa kecil mengingat kisah ini, dan kawanku pun keheranan kenapa aku tertawa sendiri disaat yang lainnya sudah terlelap, bahkan sampai sekarang pun aku masih tersenyum jika mengingat kisah ini.
Setelah 10 hari mengabdi di Burlah, hanya empat kosakata yang diingat oleh kebanyakan kawan-kawan relawan selain dua diatas yaitu “malai kusi” dan “gerebete”. Memang Desa Burlah meninggalkan banyak kisah yang jenaka yang mengharu biru, untuk kisah yang lainnya dapat dilihat di artikel bagus lainnya di blog ini, semoga menghibur…
Tuesday 7 September 2010
Funny Story
Ada cerita lucu tentang pembimbingku di taiwan, dia menceritakan pengalaman pribadinya ketika hendak melamar istrinya. ketika ia masih lajang dan sudah berumur dan ketika orang tuanya menginginkan dia untuk segera menikah, pembimbingku memilih kontes jodoh sebgai tempat memilih pasangan hidupnya. Bagiku aneh sekali ketika seseorang hendak menikah namun belum punya pasangan kemudian memilih wanita yang akan menjadi pasangan hidupnya melalui sebuah kontes jodoh.
Kontes yang diadakan sekali dalam satu musim tersebut dihadiri oleh semua wanita dan pria yang sudah berumur tapi belum mendapatkan jodoh. Berbagai macam trik pun dilaksanakan, ada yang membagi kartu namanya kepada pasangan tetapi menurut pembimbingku itu adalah cara yang salah, karena ia pernah mencobanya tetapi gagal. Hahaha..
pembimbingku mengikuti kontes ini dua kali, pertama kali ia gagal karena melancarkan trik yang salah, namun yang kedua kalinya ia melancarkan trik yang lain yaitu berinteraksi langsung satu persatu dengan wanita yang ada. Ia mencatat skor berdasarkan penilaiannya kepada wanita tersebut, kemudian ia mengurutkannya dari skor paling tinggi ke paling rendah dan menyimpan alamat email wanita yang memiliki skor 10 terbesar.
Setelah pulang ke rumah, ia mengirimkan email kepada 10 wanita yang menurutnya bagus dan memiliki skor paling tinggi. Katanya hanya sedikit yang membalas email, dari 10 wanita yang ia kirim email hanya 2-3 orang saja yang membalas emailnya. Dan mulailah pertemuan itu, setiap minggu ia menjadwalkan kencan bersama ketiga wanita tersebut. Ia juga mencatat lelucon apa yang ingin dia katakan atau yang sudah ia katakan kepada satu wanita. Dan akhirnya pembimbingku menemukan wanita yang akan menghabiskan seluruh hidupnya bersamanya..
inilah sebagian cerita tentang manusia yang hidup di kota padat dan maju, semuanya hanya memikirkan diri sendiri dan pekerjaannya. Sampai-sampai masalah pasangan hidup pun terabaikan. Banyak dari penduduk sini yang bahkan sampai tua tidak menikah (mungkin tidak berhasil dalam kontes jodoh. Hehehe). Kebanyakan dari penduduk taiwan menikah diatas umur 30an. Memang hidup tidak mempunyai agama yang jelas, tumbuh besar, suka ria, party, kuliah, kerja, menikah, mengurus anak mungkin itulah rutinitas kebanyakan penduduk disini.
Mungkin kita bisa mengambil hikmah dari cerita lucu diatas, tak harus semuanya terpenuhi, seperti kehidupan yang kaya raya, teknologi yang canggih, tetapi kepenuhan batin adalah hal yang melebihi segalanya. Kepuasan beribadah kepada Tuhan, orang yang disayangi dan terpenuhinya tujuan hidup merupakan kepuasan yang melegakan hati.
Semoga menjadi pelajaran..